Jakarta, 13 Agustus 2021 – LSPR Communication and Business Institute berinisiasi untuk berkontribusi kepada masyarakat melalui Program LSPR Literasi Desa. Berangkat dari fenomena pandemi COVID-19 yang memberikan dampak signifikan kepada perekonomian, LSPR Institute melihat adanya potensi desa wisata yang bisa dikembangkan dan diharapkan nantinya dapat memulihkan perekonomian di desa tersebut, tentunya juga untuk dapat mendukung sektor pariwisata Indonesia. Kali ini, Desa Bojong Kulur yang terletak di Gunung Putri, Bogor, menjadi desa pilihan LSPR untuk melaksanakan webinar “Penyuluhan Strategi Promosi Potensi Desa Wisata di Desa Bojong Kulur”.
Program Studi Ilmu Komunikasi bersama dengan Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) LSPR telah melangsungkan penyuluhan tersebut pada Jumat, 13 Agustus 2021 secara virtual. Desa Bojong Kulur sudah tercantum sebagai pemilik status desa mandiri menurut Index Desa Mandiri (IDM) dari tahun 2016 dan berada di peringkat pertama di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dan peringkat ke-7 di tingkat nasional. Ragam kegiatan kebudayaan yang berlangsung di desa ini juga menjadi alasan mengapa desa ini memiliki potensi Desa Wisata.
Elke Alexandrina, M.Sc., representatif Dosen LSPR Institute sekaligus Ketua Pelaksana dari penyuluhan ini menyampaikan, “Saya berharap dengan adanya penyuluhan ini dapat membantu Desa Bojong Kulur dalam menggali potensi Desa Wisata nya sehingga di kemudian hari dapat sangat bermanfaat dan secara mandiri menjadi wisata lokal yang dikenal baik oleh turis domestik maupun internasional. Saya ingin sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah terlibat mendukung kegiatan ini, khususnya kepada para pembicara yakni Dr. Frans Teguh, M.A. dari Kemenparekraf lalu Prof. Dr. Yuwana Mardjuka yang juga salah satu Dosen LSPR Institute, Bapak Dedi Aroza, S.Ag., M.Si. selaku Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Ir. Doto Yogantoro selaku Arsitek Desa Wisata Indonesia dan Pengelola Desa Wisata Pentingsari di Yogyakarta, lalu tentunya kepada Kepala Desa Bojong Kulur Bapak Firman Riansyah serta Ibu Dr. Susilowati Natakoesoemah, salah satu dosen LSPR yang menjadi moderator dalam kegiatan ini, Mikhael Y. Cobis, M.Si., selaku Dekan Fakultas Komunikasi LSPR) dan Rani Chandra Oktaviani, M.Si., selaku Ketua Program Literasi Desa LSPR.”
Penyuluhan ini dihadiri oleh masyarakat Desa Bojong Kulur baik dari Pengurus Desa, Lembaga Masyarakat dan warga yang dipilih menjadi representatif.
Dr. Frans Teguh, MA., Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF), turut hadir sebagai pembicara dan mengangkat konsep Community-Based Tourism serta pariwisata berkelanjutan. Ia menekankan bahwa authentic experience itu sangatlah penting sehingga perlu melibatkan masyarakat asli daerah atau desa tersebut dalam proses pengambangan menjadi Desa Wisata. “Kita harus memberikan ruang yang lebih besar atau sebanyak-banyaknya kepada partisipasi masyarakat, partisipasi usaha-usaha kecil, ibu-ibu PKK, kelompok karang taruna dan semua unsur-unsur yang ada di masyarakat desa agar mereka mendapatkan kesempatan dalam merasakan manfaat ekonomi dan menghasilkan produk-produk kreatif,” tutur Dr. Frans.
Sementara, perkembangan Desa Bojong Kulur dari waktu ke waktu sehingga mendapatkan status desa mandiri disampaikan oleh Kepala Desa Bojong Kulur, Firman Riansyah,“Kami memiliki visi misi untuk menjadikan Desa Bojong Kulur sebagai desa madani. Madani ini adalah mandiri, sejahtera dan indah. Mandiri secara ekonomi, sejahtera dengan salah satu upayanya ialah renovasi pasar desa, dan indah yang merujuk pada pengembangan desa menjadi desa wisata.”
Pentingnya strategi komunikasi pemasaran dalam upaya menggali potensi desa wisata ini juga dijelaskan oleh Prof. Dr. Yuwana Mardjuka, yakni salah satu Dosen LSPR Institute sekaligus Peneliti Kementerian Pariwisata tahun 2018-2019. “Desa Bojong perlu menyiapkan mentalitas masyarakatnya supaya dapat berdialog dengan para wisatawan. Menyediakan homestay, menyediakan kuliner, tinggal dan sharing bersama masyarakat, merasakan dan berdialog dengan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Inilah yang disebut dengan creative tourism yang dibutuhkan oleh Desa Bojong.” jelas Prof. Dr. Yuwana.
Selain itu, masih dalam rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan pula Digital Storytelling Competition bertajuk Digital Storytelling of Bojong Kulur. Kompetisi ini diperuntukkan bagi mahasiswa/i LSPR dalam bentuk video competition yang menceritakan Desa Bojong Kulur dengan batas registrasi pada 27 Agustus 2021. Dengan demikian, diharapkan keterlibatan mahasiswa/i LSPR ini dapat membantu penyebaran awareness tentang Desa Bojong Kulur.